|
1.1
Definisi Instrumentasi Laboratorium Medik
|
Di
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 411/Menkes/Per/III2010,
disebutkan bahwa laboratorium klinik atau medik adalah laboratorium kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapat
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk upaya menunjang diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Untuk
terselenggaranya pelayanan pemeriksaan yang dimaksud tersebut, maka diperlukan
penunjang sarana dan prasarana laboratorium yang dikenal dengan istilah
intrumentasi dan reagensia laboratorium medik.
Instrumentasi laboratorium medik adalah seluruh peralatan yang
diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan di laboratorium medik.
Menurut Riswanto, 2013, secara umum berdasarkan penggunaannya, instrument
laboratorium terdiri dari dua bagian, yaitu instrument utama dan instrument
pendukung, yang kesemuanya penting untuk dipahami demi keberhasilan proses
pemeriksaan.
Dalam
penggunaan semua instrumen laboratorium medik, menurut Riswanto – 2013, ada tiga prinsip umum yang diterapkan dalam mempertimbangkan
aspek mutu instrument laboratorium, yaitu, pertama, instrument hendaknya mampu
melakukan kinerja yang optimal, kedua semua alat uji hendaknya dipelihara dalam
kondisi optimal, ketiga, peralatan laboratorium selalu dipantau dan dievaluasi.
Yang
dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medik adalah peralatan
yang mampu memberikan hasil pengukuran atau pengujian dengan presisi dan
akurasi yang baik. Dalam pemilihan instrument atau peralatan di laboratorium
medik, kita tidak bisa semata-mata mempertimbangkan aspek finansial atau harga,
karena mutu pemeriksaan yang baik tidak terlepas dari baiknya kualitas
peralatan yang digunakan. Aspek optimalisisasi daya kerja alat haruslah menjadi
pertimbangan utama dalam pemilihan peralatan di laboratorium medik. (Riswanto,
2013)
Selanjutnya
untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium medik dapat
dipertahankan kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan
perawatan dengan baik dan berkesinambungan. Pemeliharaan yang baik terhadap
instrument laboratorium akan dapat menjaga kelaikan peralatan dan senantiasa
berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lama.
Pemantauan
dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar fungsi optimal senantiasa
diketahui setiap saat sebelum peralatan tersebut digunakan. Penting untuk
senantiasa melakukan kalibrasi peralatan laboratorium secara rutin dan berkala,
mendokumentasikan serta mengevaluasinya secara berkesinambungan, sehingga
peralatan memiliki masa guna yang lama.
1.2
Jenis-jenis Instrumentasi Laboratorium Medik
Pada
dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer dan spektrofotometer.
Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi
tambahan “graph” seperti thermograph,barograph.
Berdasarkan
sifat penggunaan peralatan laboratorium medik menurut, Riswanto
– 2013 dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Instrument/ peralatan
utama
Instrument/
peralatan utama merupakan peralatan untuk melakukan pengujian atau analisis.
Peralatan ini memiliki sifat pengukur (analitik) baik secara kualitatitif
maupun kuantitatif di laboratorium medik.
Termasuk
dalam kelompok instrument/ peralatan utama, diantaranya adalah hemometer, hemocytometer, fotometer,
mikroskop, pipet westergren, dan lain-lain.
2. Instrument/ peralatan
pendukung
Instrument/
peralatan pendukung merupakan peralatan di laboratorium medik bukan untuk
pengujian atau analisis. Peralatan ini tidak memiliki sifat pengukur (analitik)
tetapi mendukung atau menunjang terhadap proses analisis.
Termasuk
dalam kelompok instrument/ peralatan pendukung, diantaranya adalah peralatan sampling, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, formulir dan administrasi laboratorium, peralatan mebeleuir, dan lain-lain.
1.3
Pedoman Pemeliharaan dan Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik
Pemeliharaan Instrumentasi
Laboratorium Medik
Peralatan
memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Pemeliharaan peralatan
dimaksudkan agar peralatan laboratorium medik dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dalam waktu yang lama. Prinsip-prinsip umum yang penting diperhatikan
dalam pemeliharaan instrumentasi laboratorium medik sebagai berikut:
1.
Mempertahankan
fungsi dari peralatan dan bahan dengan memperhatikan jenis, bentuk serta bahan
dasarnya
2.
Menjaga
kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan, dilakukan secara periodik
3.
Mengemas,
menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan praktik, serta
membersihkan peralatan pada waktu tidak digunakan atau sehabis dipergunakan
4.
Mengganti
secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah habis masa pakainya
5.
Alat-alat
yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala sesuai dengan
jenis alat
6.
Penyimpanan
alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya
Beberapa
cara pemeliharaan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut
:
1.
Alat-alat
yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi :
pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari
Kaca yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan
dengan merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat
pekat. Larutan ini dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke
dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu dimasukkan ke dalam 1 liter air
2.
Alat-alat
yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi perlindungan
dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika
diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap
yang korosif
3.
Untuk
alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat
(stainless steel) cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak
terlalu lembab
4.
Alat-alat
yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,ditempatkan pada suhu
kamar terlindung dari debu dan panas
5.
Alat
yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering
6.
Ruang
pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC
7.
Tersedia
lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
8.
Tersedia
lemari tempat Alat Pelindung Diri
Penyimpanan
Instrumentasi Laboratorium Medik
Penyimpanan dan
penempatan alat-alat menganut prinsip sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ke
tempatnya serta tidak erjad kerusakan atau penurunan fungsi peralatan selama
dalam proses penyimpanan atau ketika tidak dipergunakan.
Beberapa
cara penyimpan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1.
Alat
yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan yang
mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah
2.
Peralatan
disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan dihindarkan
berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosif
3.
Penyimpanan
alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, ukuran/volume dan
lain-lain
4.
Kekerapan
pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menempatkan alat. Alat
yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang laboratorium pada meja kerja
permanen
5.
Peralatan
yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan
dikembalikan
6.
Alat-alat
laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat seperti ini
disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung reaksi, gelas
kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret dan pipet,
termometer, cawan porselein, dan gelas ukur. Klem, pinset yang terbuat dari
logam, dan instrumen yang memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat
halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di
tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif.
Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat
atau uap korosif serta bebas goncangan
7.
Masing-masing
tempat penyimpanan alat diberi nama agar
mudah mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam
keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan pada tempat
yang khusus
(Kemenkes
RI, 2010)
1.4
Definisi Reagensia Laboratorium Medik
Reagensia adalah larutan zat dalam
komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang
belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut. Reagensia merupakan
pereaksi yang paling banyak digunakan dalam laboratorium medik untuk
melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan hasil kegiatan uji. Untuk itu
sebuah laboratorium selayaknya harus mempersiapkan reagensia berupa larutan
atau bubuk yang akan digunakan untuk mereaksikan dengan bahan uji. Reagensia yang
baik harus memiliki sifat, mudah didapat, bahan murni, mudah dimurnikan, mudah
pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi kimia, bereaksi
sensitif dan spesifik dengan zat uji.
Berdasarkan kemurniannya, reagensia
dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
1.
Reagensia Teknis (t)
Reagensia ini memiliki kemurnian
sangat rendah, tidak dapat digunakan untuk analisa laboratorium medik, hanya
digunakan dalam keperluan teknis saja, namun masih bisa digunakan sebagai
pelarut dan pemeriksaan kualitatif.
2.
Reagensia Farmakope (f)
Reagensia ini memiliki kemurnian
yang disyaratkan oleh farmakope. Reagensia ini kurang cocok untuk keperluan
analisa di laboratorium medik karena masih kurang murni.
3.
Reagensia Chemical Pure (cp)
Reagensia ini memiliki kemurnian
yang sangat tinggi, cocok untuk digunakan dalam analisa laboratorium. Memiliki
kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%.
4.
Reagensia Pro Analis (pa)
Reagensia ini hampir sama dengan
kelas chemical pure, merupakan kelas yang sangat murni, sangat cocok untuk
keperluan analisis, memiliki kemurnian diatas 99,99% hingga mencapai 100%
Saat
ini reagensia untuk laboratorium medik dapat diperoleh dengan mudah karena
sudah tersedian reagensia komersial yang sudah siap pakai. Namun demikian untuk
keperluan tertentu dan efisiensi di laboratorium medik dapat pula dilakukan
pembuatan regensia sendiri dengan tetap memperhatikan kualitas reagensia
tersebut.
1.5
Pedoman Penyimpanan Reagensia Laboratorium Medik
Kemurnian reagensia dan kestabilan
komposisinya merupakan persyaratan yang sangat penting dalam memperoleh
analisis yang akurat, oleh karena itu penyimpanan reagensia di laboratorium
medik perlu dilakukan dengan baik dan memenuhi persyaratan. Hal umum yang harus
menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan reagensia diantaranya
meliputi aspek pemisahan (segregation),
tingkat resiko bahaya (multiple hazards),
pelabelan (labeling), fasilitas
penyimpanan (storage facilities),
wadah sekunder (secondary containment),
bahan kadaluarsa (outdate).
Penyimpanan
bahan kimia harus mendapat perhatian khusus, sebab setiap reagensia terbuat
dari zat kimia yang bisa dapat
menimbulkan bahaya seperti terjadinya kebakaran, keracunan, gangguan
pernapasan, kerusakan kulit atau gangguan kesehatan lainnya. Penyimpanan zat
kimia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Semua
reagensia harus diberi label untuk menunjukan identitas, titer atau
konsentrasi, persyaratan label reagensia minimal harus mencantumkan nama Reagensia, konsentrasi (satuan yang digunakan), tanggal
Pembuatan/pelarutan, batas kadaluarsa dan petunjuk penting lainnya
2.
Kondisi penyimpanan reagensia, suhu
penyimpanan yang sesuai (misalnya disimpan di lemari pendingin atau lemari suhu
ruangan), terlidung dari cahaya matahari sehingga harus menggunakan botol/
wadah kedap cahaya, jauhkan dari sumber panas, dan lain-lain
3.
Asam dan bahan-bahan kimia
berbahaya, mudah terbakar, korosif, bersifat racun dan lain-lain harus diberi
tanda khusus sesuai persyaratan dan disimpan terpisah dari reagensia lainnya
4.
Menggunakan wadah yang dapat
melindungi reagensia dan menjaga kestabilan komposisinya, hindarkan dari
kontaminasi. Pastikan kandungannya bebas dari pengaruh lingkungan luar wadah
5.
Tempat
penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan
sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan
ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan reagensia pun
diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan
kimia yang terkandung dalam komposisi reagensia tersebut. Spesifikasi bahan kimia
akan dijumpai pada buku katalog reagensia.
6.
Buatlah
sistem administrasi untuk mengatur stock reagensia disesuaikan dengan kebutuhan
pemakaiannya.
7.
Ruangan
harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust
fan, lampu ruangan pilih yang fire
proof, dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi
udara yg baik Karena ada beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25 C,
pantau suhu ruangan maksimal 30 C
1.6
Soal Latihan
Pilihan Ganda
1.
Laboratorium
medik didefinisikan sebagai…
A.
Laboratorium
tempat pengujian spesimen biologi
B.
Laboratorium
dimana dilakukan berbagai macam tes pada spesimen biologi dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien
C.
Laboratorium
tempat pengujian untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien
D.
Laboratorium
tempat seorang tenaga asisten Teknologi Laboratorium Medik bekerja
E.
Laboratorium
untuk melakukan tes darah dan urine
2.
Instrumentasi
laboratorium medik didefinisikan sebagai…
A.
Peralatan
untuk melakukan pengujian
B.
Peralatan
untuk analisis darah dan urine
C.
Peralatan
gelas dan non gelas yang digunakan di laboratorium medik
D.
Peralatan
yang diperlukan untuk berlangsung prses pemeriksaan atau pengujian di
laboratorium medik
E.
Peralatan
utama dan peralatan pendukung
3.
Yang
tidak termasuk peralatan utama di laboratorium medik, adalah…
A.
Neraca
B.
Fotometer
C.
Mikroskop
D.
Tabung
Westergren
E.
Tabung
reaksi
4.
Peralatan
di laboratorium medik yang memiliki sifat pengukur (analitik) merupakan
kelompok perlatan…
A.
Utama
B.
Pendukung
C.
Inti
D.
Pokok
E.
Wajib
5.
Peralatan
sampling di laboratorium medik merupakan kelompok instrumen…
A.
Utama
B.
Pendukung
C.
Inti
D.
Pokok
E.
Wajib
6.
Reagensia
didefinisikan sebagai…
A.
Pereaksi
yang lazim digunakan di laboratorium medik
B.
Zat
kimia yang sudah diketahui konsentrasinya
C.
Larutan zat dalam komposisi dan
konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang belum
diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut
D.
Larutan kimia yang dapat bereaksi
dengan zat kimia lainnya
E.
Semua bahan yang digunakan di laboratorium medik
7.
Untuk
penggunaan di laboratorium medic sebaiknya menggunakan reagensia…
A.
Teknis
B.
Farmakope
C.
Pro
Analitis
D.
Murah
E.
Disesuaikan
kemampuan
8.
Reagensia ini memiliki kemurnian
yang sangat tinggi, memiliki kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%, adalah
reagensia…
A.
Teknis
B.
Pro
Analitis
C.
Farmakope
D.
Murni
E.
Chemical
Pure
9.
Hal-hal
umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan reagensia,
adalah kecuali…
A.
Labeling
B.
Price List
C.
storage facilities
D.
segregation
E.
outdate
10.
Yang
bukan merupakan kondisi yang harus diperhatikan saat menyimpan reagensia,
adalah…
A.
Mudah
diambil saat diperlukan
B.
Menjauhkan
dari sumber panas
C.
Menjaga
dari kontaminasi
D.
Perlindungan
dari cahaya matahari
E.
Suhu
penyimpanan
Essay
1.
Sebutkan
tiga prinsip umum yang diterapkan dalam mempertimbangkan aspek mutu instrument
laboratorium.
2.
Jelaskan
apa yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medic.
3.
Lakukan
pengamatan di laboratorium tempat kalian praktikum, tuliskan 10 contoh
peralatan utama dan 10 contoh peralatan pendukung.
4.
Menurut
pendapat kalian, apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih wadah/
botol untuk menampung reagensia
5.
Menurut
pendapat kalian, apa saja yang harus diperhatikan dalam penyimpanan peralatan
laboratorium medic.
No comments:
Post a Comment