Pemeriksaan Laboratorium

Berisi Tentang Pemeriksaan Laboratorium

Ads Here

Wednesday, 30 August 2017

Konsep Dasar Instrumentasi Laboratorium Medik



KONSEP DASAR INSTRUMENTASI LABORATORIUM MEDIK



Kompetensi Dasar :
1.      Menerapkan penyimpanan alat atau instrument untuk pemeriksaan di laboratorium medik
2.      Melakukan penyimpanann alat atau instrument untuk pemeriksaan di laboratorium medik



Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab 1, peserta didik diharapkan mampu :
1.      Memahami definisi dan jenis-jenis instrument untuk pemeriksaan di laboratorium medik
2.      Melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan instrument laboratorium medik
3.      Memahami definisi reagensia untuk pemeriksaan di laboratorium medik
4.      Melaksanakan penyimpanan reagen dan stock bahan pada pemeriksaan laboratorium medik








1.1 Definisi Instrumentasi Laboratorium Medik

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 411/Menkes/Per/III2010, disebutkan bahwa laboratorium klinik atau medik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapat informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk upaya menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan yang dimaksud tersebut, maka diperlukan penunjang sarana dan prasarana laboratorium yang dikenal dengan istilah intrumentasi dan reagensia laboratorium medik.  Instrumentasi laboratorium medik adalah seluruh peralatan yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan pemeriksaan di laboratorium medik. Menurut Riswanto, 2013, secara umum berdasarkan penggunaannya, instrument laboratorium terdiri dari dua bagian, yaitu instrument utama dan instrument pendukung, yang kesemuanya penting untuk dipahami demi keberhasilan proses pemeriksaan.

Dalam penggunaan semua instrumen laboratorium medik, menurut Riswanto – 2013, ada tiga prinsip umum yang diterapkan dalam mempertimbangkan aspek mutu instrument laboratorium, yaitu, pertama, instrument hendaknya mampu melakukan kinerja yang optimal, kedua semua alat uji hendaknya dipelihara dalam kondisi optimal, ketiga, peralatan laboratorium selalu dipantau dan dievaluasi.

Yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medik adalah peralatan yang mampu memberikan hasil pengukuran atau pengujian dengan presisi dan akurasi yang baik. Dalam pemilihan instrument atau peralatan di laboratorium medik, kita tidak bisa semata-mata mempertimbangkan aspek finansial atau harga, karena mutu pemeriksaan yang baik tidak terlepas dari baiknya kualitas peralatan yang digunakan. Aspek optimalisisasi daya kerja alat haruslah menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan peralatan di laboratorium medik. (Riswanto, 2013)

Selanjutnya untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium medik dapat dipertahankan kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan baik dan berkesinambungan. Pemeliharaan yang baik terhadap instrument laboratorium akan dapat menjaga kelaikan peralatan dan senantiasa berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lama.

Pemantauan dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar fungsi optimal senantiasa diketahui setiap saat sebelum peralatan tersebut digunakan. Penting untuk senantiasa melakukan kalibrasi peralatan laboratorium secara rutin dan berkala, mendokumentasikan serta mengevaluasinya secara berkesinambungan, sehingga peralatan memiliki masa guna yang lama.


1.2 Jenis-jenis Instrumentasi Laboratorium Medik
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph.

Berdasarkan sifat penggunaan peralatan laboratorium medik menurut, Riswanto – 2013 dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1.      Instrument/ peralatan utama
Instrument/ peralatan utama merupakan peralatan untuk melakukan pengujian atau analisis. Peralatan ini memiliki sifat pengukur (analitik) baik secara kualitatitif maupun kuantitatif di laboratorium medik.
Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan utama, diantaranya adalah hemometer, hemocytometer, fotometer, mikroskop, pipet westergren, dan lain-lain.

2.      Instrument/ peralatan pendukung
Instrument/ peralatan pendukung merupakan peralatan di laboratorium medik bukan untuk pengujian atau analisis. Peralatan ini tidak memiliki sifat pengukur (analitik) tetapi mendukung atau menunjang terhadap proses analisis.
Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan pendukung, diantaranya adalah peralatan sampling, tabung reaksi, rak tabung reaksi, formulir dan administrasi laboratorium, peralatan mebeleuir, dan lain-lain.





1.3 Pedoman Pemeliharaan dan Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik

Pemeliharaan Instrumentasi Laboratorium Medik

Peralatan memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Pemeliharaan peralatan dimaksudkan agar peralatan laboratorium medik dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam waktu yang lama. Prinsip-prinsip umum yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan instrumentasi laboratorium medik sebagai berikut:
1.      Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan memperhatikan jenis, bentuk serta bahan dasarnya
2.      Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan, dilakukan secara periodik
3.      Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan praktik, serta membersihkan peralatan pada waktu tidak digunakan atau sehabis dipergunakan
4.      Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah habis masa pakainya
5.      Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala sesuai dengan jenis alat
6.      Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya

Beberapa cara pemeliharaan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi : pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu dimasukkan ke dalam 1 liter air
2.      Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang korosif
3.      Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat (stainless steel) cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab
4.      Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,ditempatkan pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas
5.      Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering
6.      Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC
7.      Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
8.      Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri

Penyimpanan Instrumentasi Laboratorium Medik

Penyimpanan dan penempatan alat-alat menganut prinsip sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ke tempatnya serta tidak erjad kerusakan atau penurunan fungsi peralatan selama dalam proses penyimpanan atau ketika tidak dipergunakan.

Beberapa cara penyimpan peralatan laboratorium medik dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah
2.      Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosif
3.      Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, ukuran/volume dan lain-lain
4.      Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang laboratorium pada meja kerja permanen
5.      Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan
6.      Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung reaksi, gelas kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret dan pipet, termometer, cawan porselein, dan gelas ukur. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen yang memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap korosif serta bebas goncangan
7.      Masing-masing tempat  penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan pada tempat yang khusus
(Kemenkes RI, 2010)




1.4 Definisi Reagensia Laboratorium Medik

Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut. Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam laboratorium medik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan hasil kegiatan uji. Untuk itu sebuah laboratorium selayaknya harus mempersiapkan reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan untuk mereaksikan dengan bahan uji. Reagensia yang baik harus memiliki sifat, mudah didapat, bahan murni, mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi kimia, bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat uji.

Berdasarkan kemurniannya, reagensia dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
1.      Reagensia Teknis (t)
Reagensia ini memiliki kemurnian sangat rendah, tidak dapat digunakan untuk analisa laboratorium medik, hanya digunakan dalam keperluan teknis saja, namun masih bisa digunakan sebagai pelarut dan pemeriksaan kualitatif.
2.      Reagensia Farmakope (f)
Reagensia ini memiliki kemurnian yang disyaratkan oleh farmakope. Reagensia ini kurang cocok untuk keperluan analisa di laboratorium medik karena masih kurang murni.
3.      Reagensia Chemical Pure (cp)
Reagensia ini memiliki kemurnian yang sangat tinggi, cocok untuk digunakan dalam analisa laboratorium. Memiliki kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%.
4.      Reagensia Pro Analis (pa)
Reagensia ini hampir sama dengan kelas chemical pure, merupakan kelas yang sangat murni, sangat cocok untuk keperluan analisis, memiliki kemurnian diatas 99,99% hingga mencapai 100%
Saat ini reagensia untuk laboratorium medik dapat diperoleh dengan mudah karena sudah tersedian reagensia komersial yang sudah siap pakai. Namun demikian untuk keperluan tertentu dan efisiensi di laboratorium medik dapat pula dilakukan pembuatan regensia sendiri dengan tetap memperhatikan kualitas reagensia tersebut.

1.5 Pedoman Penyimpanan Reagensia Laboratorium Medik

Kemurnian reagensia dan kestabilan komposisinya merupakan persyaratan yang sangat penting dalam memperoleh analisis yang akurat, oleh karena itu penyimpanan reagensia di laboratorium medik perlu dilakukan dengan baik dan memenuhi persyaratan. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan reagensia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate).

Penyimpanan bahan kimia harus mendapat perhatian khusus, sebab setiap reagensia terbuat dari zat kimia yang bisa  dapat menimbulkan bahaya seperti terjadinya kebakaran, keracunan, gangguan pernapasan, kerusakan kulit atau gangguan kesehatan lainnya. Penyimpanan zat kimia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Semua reagensia harus diberi label untuk menunjukan identitas, titer atau konsentrasi, persyaratan label reagensia minimal harus mencantumkan nama Reagensia, konsentrasi (satuan yang digunakan), tanggal Pembuatan/pelarutan, batas kadaluarsa dan petunjuk penting lainnya
2.      Kondisi penyimpanan reagensia, suhu penyimpanan yang sesuai (misalnya disimpan di lemari pendingin atau lemari suhu ruangan), terlidung dari cahaya matahari sehingga harus menggunakan botol/ wadah kedap cahaya, jauhkan dari sumber panas, dan lain-lain
3.      Asam dan bahan-bahan kimia berbahaya, mudah terbakar, korosif, bersifat racun dan lain-lain harus diberi tanda khusus sesuai persyaratan dan disimpan terpisah dari reagensia lainnya
4.      Menggunakan wadah yang dapat melindungi reagensia dan menjaga kestabilan komposisinya, hindarkan dari kontaminasi. Pastikan kandungannya bebas dari pengaruh lingkungan luar wadah
5.      Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan reagensia pun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan kimia yang terkandung dalam komposisi reagensia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog reagensia.
6.      Buatlah sistem administrasi untuk mengatur stock reagensia disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya.
7.      Ruangan harus dingin/ber ac atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan pilih yang fire proof, dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik Karena ada beberapa reagen yg penyimpananya dibawah suhu 25 C, pantau suhu ruangan maksimal 30 C

1.6 Soal Latihan
Pilihan Ganda
1.      Laboratorium medik didefinisikan sebagai…
A.     Laboratorium tempat pengujian spesimen biologi
B.     Laboratorium dimana dilakukan berbagai macam tes pada spesimen biologi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien
C.     Laboratorium tempat pengujian untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien
D.     Laboratorium tempat seorang tenaga asisten Teknologi Laboratorium Medik bekerja
E.      Laboratorium untuk melakukan tes darah dan urine

2.      Instrumentasi laboratorium medik didefinisikan sebagai…
A.     Peralatan untuk melakukan pengujian
B.     Peralatan untuk analisis darah dan urine
C.     Peralatan gelas dan non gelas yang digunakan di laboratorium medik
D.     Peralatan yang diperlukan untuk berlangsung prses pemeriksaan atau pengujian di laboratorium medik
E.      Peralatan utama dan peralatan pendukung
3.      Yang tidak termasuk peralatan utama di laboratorium medik, adalah…
A.     Neraca
B.     Fotometer
C.     Mikroskop
D.     Tabung Westergren
E.      Tabung reaksi
4.      Peralatan di laboratorium medik yang memiliki sifat pengukur (analitik) merupakan kelompok perlatan…
A.     Utama
B.     Pendukung
C.     Inti
D.     Pokok
E.      Wajib
5.      Peralatan sampling  di laboratorium medik  merupakan kelompok instrumen…
A.     Utama
B.     Pendukung
C.     Inti
D.     Pokok
E.      Wajib
6.      Reagensia didefinisikan sebagai…
A.     Pereaksi yang lazim digunakan di laboratorium medik
B.     Zat kimia yang sudah diketahui konsentrasinya
C.     Larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut
D.     Larutan kimia yang dapat bereaksi dengan zat kimia lainnya
E.      Semua bahan yang digunakan di laboratorium medik
7.      Untuk penggunaan di laboratorium medic sebaiknya menggunakan reagensia…
A.     Teknis
B.     Farmakope
C.     Pro Analitis
D.     Murah
E.      Disesuaikan kemampuan
8.      Reagensia ini memiliki kemurnian yang sangat tinggi, memiliki kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%, adalah reagensia
A.     Teknis
B.     Pro Analitis
C.     Farmakope
D.     Murni
E.      Chemical Pure
9.      Hal-hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan reagensia, adalah kecuali…
A.     Labeling
B.     Price List
C.     storage facilities
D.     segregation
E.      outdate
10.  Yang bukan merupakan kondisi yang harus diperhatikan saat menyimpan reagensia, adalah…
A.     Mudah diambil saat diperlukan
B.     Menjauhkan dari sumber panas
C.     Menjaga dari kontaminasi
D.     Perlindungan dari cahaya matahari
E.      Suhu penyimpanan
Essay
1.      Sebutkan tiga prinsip umum yang diterapkan dalam mempertimbangkan aspek mutu instrument laboratorium.
2.      Jelaskan apa yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medic.
3.      Lakukan pengamatan di laboratorium tempat kalian praktikum, tuliskan 10 contoh peralatan utama dan 10 contoh peralatan pendukung.
4.      Menurut pendapat kalian, apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih wadah/ botol untuk menampung reagensia
5.      Menurut pendapat kalian, apa saja yang harus diperhatikan dalam penyimpanan peralatan laboratorium medic.

























No comments:

Post a Comment